Oh btw kaito, where do you live?
I accidentally scroll back at the puasa thread and found out that you "salat tarawih" with 443 combo
Oh btw guys, solve this riddle while I go to the mosque,
Good luck
Pada suatu malam, Joshua ditelepon oleh teman lamanya, Tony. Tony memintanya untuk menemaninya pergi ke kantor polisi untuk memberikan informasi tentang siapa yang telah menjambretnya satu minggu yang lalu. Rupanya polisi telah menangkap beberapa orang yang mencurigakan, diduga salah satu dari mereka adalah pelakunya. Polisi meminta Tony untuk datang untuk melihat siapa kira-kira yang telah menjambret tasnya, karena rupanya pelaku ini juga telah meresahkan warga sekitar karena beberapa aksinya belakangan ini.
“Baiklah, besok aku akan ke rumahmu.” Jawab Joshua mengiyakan.
Keesokan harinya, Joshua pergi ke rumah Tony yang telah menunggunya. Agar tidak buang-buang waktu, mereka pun langsung pergi ke kantor polisi dengan menggunakan mobil Joshua.
Di jalan, Joshua menanyakan kembali tentang kejadian yang telah menimpa temannya itu, meminta Tony untuk menjelaskan detailnya.
“Waktu itu kira-kira pukul 22.05, aku baru pulang kerja dengan berjalan kaki. Saat itu jalanan sangat gelap, tidak ada orang yang melintas di jalanan, jadi aku sendirian. Untuk menghilangkan rasa sepi itu, aku akhirnya menyalakan sebatang rokok. Tidak lama setelah itu, aku melihat seseorang berjalan ke arahku dari ujung jalan. Aku tidak mempunyai firasat apa pun saat itu, aku kira dia orang baik-baik. Setelah dekat, tiba-tiba ia mengambil tas koper yang sedang aku jinjing dengan sangat cepat sehingga aku tersentak. Karenanya, rokok yang sedang aku pegang tidak sengaja mengenai lengannya. Ia sedikit mengaduh, tapi langsung melarikan diri dengan cepatnya. Aku berusaha mengejarnya, namun ia langsung menghilang di belokan. Untuk wajahnya, aku tidak melihatnya karena sangat gelap. Tapi sepertinya ia adalah seorang laki-laki dengan tinggi kurang lebih 180 cm. hanya itu yang aku tahu. Selanjutnya aku serahkan ke polisi.” Jelas Tony.
Joshua hanya manggut-manggut mendengarnya. “Kau juga sih, yang tidak hati hati. Seperti tidak tahu saja New Orleans seperti apa kalau malam.”
Tanpa disadari, mereka ternyata sudah tiba di kantor polisi. Salah seorang polisi mengantarkan mereka ke sebuah ruangan dimana mereka bisa melihat para terduga itu, tapi para terduga itu tidak bisa melihat mereka kerana terhalang oleh kaca khusus, jadi yang para terduga lihat hanya sebuah cermin.
Ada lima orang terduga, mereka berdiri berurutan sesuai nomor yang ada di dadanya. Kemudian Tony mengamatinya satu-persatu. Postur tubuh semuanya mirip dengan orang yang menjambret Tony, namun Tony tidak bisa mengenalinya karena tidak bisa melihat wajahnya waktu itu.
Kemudian Tony melihat ada bekas sundutan rokok di lengan terduga nomor 1, 2, dan 4. Kemudian ia memberitahu polisi di sampingnya bahwa kemungkinan pelakunya adalah terduga nomor 1, 2, dan 4. Kemudian polisi itu melakukan interogasi terpisah terhadap ketiga terduga itu sementara terduga nomor 3 dan 5 diperbolehkan pulang karena terbukti tidak bersalah.
Setelah menunggu selama dua jam, polisi tadi keluar dari ruang interogasi dan memberitahukan hasilnya kepada Joshua dan Toni.
“Interogasi sudah selesai. Mereka semua memiliki alibi yang kuat.” Kata polisi itu.
“Apa alibi mereka, pak?” tanya Joshua.
“Terduga nomor 1 mengatakan bahwa seminggu yang lalu ia sedang membaca novel sendirian di rumahnya. Ia tinggal sendirian karena pada saat itu istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di luar kota. Ia mendapatkan sundutan rokok itu karena teman kerjanya tidak sengaja menyundut lengan kanannya ketika temannya sedang meminjam penjepit kertas kepadanya keesokan harinya di kantor.”
“Lalu yang nomor 2?”
“Dia mengatakan bahwa saat kejadian atau malam seminggu yang lalu ia sedang membuat tugas kuliahnya di salah satu rental komputer, karena tugas itu harus dikumpulkan keesokan harinya, sehingga ia terburu-buru mengerjakannya. Dia mendapatkan sundutan rokok ketika ia sedang mencetak tugasnya, penjaga rental itu tidak sengaja menyundut lengannya.”
“Bagaimana dengan yang nomor 4?” tanya Tony.
“Yang nomor 4 beralasan bahwa ia sedang pergi keluar bersama temannya malam itu. Ia mendapatkan sundutan rokok itu ketika sedang mengendarai mobil, ia berhenti di depan supermarket karena temannya yang bersamanya ingin membeli makanan. Saat berhenti, ada seseorang yang sedang mabuk berjalan dekat mobilnya dan dengan sempoyongan orang itu tidak sengaja mengenai lengan kanannya yang sedang bersandar di jendela dengan rokok,”
“Hmm, nampaknya alibi mereka kuat semua, ya. Bagaimana denganmu, Jo?” tanya Tony.
“Sudah jelas ada satu orang yang berbohong, dan aku yakin dialah pelakunya.” Kata Joshua dengan yakin.
Mengapa Joshua bisa berbicara seperti itu?
Its an easy one
Last edited by Sniper; Jul 7, 2014 at 01:55 PM.